Kamis, 05 Agustus 2010

KONSEP KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP CONCEPT)


(Fadli Syahputra, SKM)
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemampuan untuk tujuan kelompok (George R. Terry)

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang2 agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan (Ordway Ted)

Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (Harold Koontz dan Cyril O’Donnell)

Kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi individu2 serta kelompok2 untuk mencapai tujuan yang diinginkan (John D. Pfiffner & Robert Presthus)

UNSUR KEPEMIMPINAN
Adanya pemimpin (Leader)
Adanya pengikut (follower)
Adanya sifat atau perilaku tertentu (dari pemimpin, sebagai penggerak)
Adanya situasi dan kondisi tertentu (lingkungan internal dan eksternal)

SIFAT PEMIMPIN Ordway Tead
1.Memiliki kekuatan fisik dan mental
2.Paham arah dan tujuan
3.Antusiasme
4.Ramah tamah dan efektif
5.Memiliki integritas (terpercaya)
6.Memiliki keahlian teknis
7.Cepat dan tepat dlm pengambilan keputusan
8.Cerdas
9.Cakap mengajar
10.Setia

SIFAT PEMIMPIN John D. Millet
1.Kemampuan melihat perusahaan (organisasi) secara keseluruhan
2.Kemampuan mengambil keputusan2
3.Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang
4.Kemampuan menanamkan kesetiaan pada perintah

SIFAT PEMIMPIN Keith Davis
1.Cerdas (intelligence)
2.Kematangan dan keluasan pandangan sosial (social maturity and breath)
3.Mempunyai motivasi dan keinginan mencapai sukses yang berasal dari dalam dirinya (inner motivation and achievement desires)
4.Mempunyai sikap perilaku yang suka menjalin hubungan antar manusia (Human relations attitudes)

TEORI LAHIRNYA PEMIMPIN
Teori orang besar (the great men theory) atau Teori bakat (trait theory)
Seorang pemimpin dilahirkan, berasal dari keturunan pemimpin
Bakat memimpin dan sifat pemimpin yang diperlukan sudah didapat sejak lahir

Teori Situasi (situational theory)
Seorang pemimpin tidak harus keturunan pemimpin
Dia jadi pemimpin karena situasi yang menguntungkan
Pemimpin bukan dilahirkan, tetapi dapat diciptakan

Teori Ekologi
Seseorang memang dapat dibentuk menjadi seorang pemimpin
Banyak pemimpin yang gagal karena tidak mempunyai jiwa kepemimpinan
Pemimpin yang baik harus mempunyai bakat kepemimpinan yang diperoleh dari alam

GAYA KEPEMIMPINAN Ronald Lippits dan Ralph K. White
1.Otoriter (Authoritarian), Otokratis (Autocratic), Diktator (Dictatorial)
2.Demokratis (Democratic)
3.Liberal, Kebebasan (Laissez-faire), Bebas-kendali (free-rein), Kebebasan (Libertarian)

CIRI KEPEMIMPINAN OTORITER
1.Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
2.Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
3.Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan
4.Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
5.Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahanya dilakukan secara ketat
6.Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan
7.Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
8.Tugas2 bagi bawahan diberikan secara instruktif
9.Lebih banyak kritik daripada pujian
10.Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
11.Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
12.Kasar dalam bertindak
13.Kaku dalam bersikap
14.Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

Keuntungan: cepat dan tegas dalam membuat keputusan, dan bertindak sehingga produktivitas cepat meningkat

Kerugian: suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan, ketidak puasan, merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah dan tidak puas

Kepemimpinan otoriter hanya tepat diterapkan dalam organisasi yang sedang menghadapi keadaan darurat karena sendi2 kelangsungan hidup organisasi terancam, apabila keadaan darurat telah selaesai gaya ini harus segera ditinggalkan

CIRI KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
1.Wewenang pimpinan tidak mutlak
2.Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
3.Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4.Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
5.Komunikasi berlangsung timbal-balik antar pimpinan dan bawahan
6.Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan bawahan dilakukan secara wajar
7.Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
8.Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat
9.Tugas2 kepada kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
10.Pujian dan kritikan seimbang
11.Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing2
12.Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar
13.Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
14.Terdapat suasana saling percaya, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai
15.Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan

CIRI KEPEMIMPINAN LIBERAL
1.Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
2.Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
3.Kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan
4.Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahanya
5.Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan yang dilakukan para bawahan
6.Prakarsa selalu datang dari bawahan
7.Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
8.Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok
9.Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang

REFERENSI:
1. Gibson, 1996, Organisasi,Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta, Binarupa Aksara
2. Thoha, 2003, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
3. Koontz, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga
4. Handoko, 1985, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, Liberty
5. Hanafi, 1997, Manajemen, Yogyakarta, UPP AMP YKPN
6. Siagian, 2002, Manajemen Sumberdaya manusia, Jakarta, Bumi Aksara
7. Sutarto, 2002, Dasar-dasar Organisasi, Jogjakarta, Gadjah Mada University Press

Sabtu, 10 Juli 2010

Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Pelayanan kesehatan masyarakat adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utama adalah masyarakat dan sebagai pelaksana harian pelayanan kesehatan masyarakat adalah Puskesmas.
Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan. Menurut Notoatmojo, (1997) antara lain; penanggung jawab, standar pelayanan, hubungan kerja, pengorganisasian potensi masyarakat dan sistem rujukan.
1. Penanggung jawab
Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung jawab baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Dalam hal ini departeman kesehatan merupakan penanggung jawab yang paling tinggi, artinya pengawasan, standar pelayanan, dan sebagainya bagi pelayanan kesehatan masyarakat di bawah koordinasi departemen kesehatan.
2. Standar pelayanan
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Standar ini di tetapkan oleh departemen kesehatan dengan adanya buku pedoman puskesmas.
3. Hubungan kerja
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian kerja yang jelas antara satu bagian dengan bagian lainnya. Artinya fasilitas kesehatan tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas yang menggambarkan hubungan kerja baik Horizontal maupun vertikal.
4. Pengorganisasian Potensi Masyarakat.
Ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikut sertaan atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting karena dengan adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara pelayanan kesehatan, perlu di ikut sertakan masyarakat itu sendiri
5. Sistem Rujukan
Kesehatan adalah suatu yang kontinue di mulai dari sehat wal afiat sampai sakit parah. Kesehatan sesesorang berada dalam bentangan tersebut. Demikian pula sakit, ini juga mempunyai beberapa tingkat atau gradasi. Secara umum dapat dibagi dalam tiga angka, yakni sakit ringan, sakit sedang dan sakit parah. Dengan ada tiga gradasi penyakit ini maka menentuk bentuk peayanan kesehatan yang berbeda pula, untuk penyakit ringan tidak memerlukan pelayanan canggih. Namun sebaiknya untuk penyakit yang sudah parah tidak cukup hanya pelayanan yang sederhana melainkan memerlukan pelayanan yang spesifik.

Program pelayanan kesehatan di puskesmas adalah salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu dari pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan masyarakat tidak mampu yang membutuhlan pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2005).
Program pelayanan kesehatan tersebut diselenggarakan dengan beberapa prinsip sebagai berikut : (Depkes RI, 2005).
1. Komprehensif (menyeluruh), sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.
2. Terstruktur dan berjenjang, sesuai indikasi medi. Pelayanan diberikan terlebih dahulu di Puskesmas, apabila diperlukan tindakan lebih lanjut dapat dirujuk di Rumah Sakit.
3. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, rujukan rawat jalan dan rawat inap kelas III Rumah Sakit bagi masyarakat miskin yang dijamin pemerintah.
4. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya dengan dana yang dikelola langsung oleh puskesmas.
5. Pelayanan rujukan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang ditunjuk, BP4, BKMM/BKIM dengan dana yang dikelola oleh PT. Askes (Persero).
6. Transparansi dan akuntabilitas.

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Jadi sasaran kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya penyelenggaraan pelayaan kesehatan, pada umumnya dibedakan menjadi tiga Notoatmodjo, (2007).
1. Sarana pemeliharaan kesehatan primer (primary care)
Sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit ringan. Sarana kesehatan primer ini adalah sarana yang paling dekat pada masyarakat, artinya, pelayanan kesehatan paling pertama yang menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya puskesmas, poliklinik, dokter praktik swasta, dan sebagainya.
2. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua (secondary care)
Sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari sarana pelayanan kesehatan primer. Artinya, sarana pelayanan kesehatan ini menangani kasus-kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer karena peralatan atau keahlian belum ada. Misalnya puskesmas dengan rawat inap (puskesmas pusat), Rumah Sakit Kabupaten, Rumah Sakit Tipe D dan C, dan Rumah Bersalin.
3. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga (tertiary care)
Sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh sarana-sarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan sekunder. Misalnya Rumah Sakit Provinsi, Rumah Sakit Tipe B atau A.
Sarana pelayanan kesehatan primer di samping melakukan pelayanan kuratif, juga melakukan pelayanan rehabilitatif, preventif, dan promotif. Oleh sebab itu puskesmas, dikatakan melakukan pelayanan kesehatan yang komprehensif (preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif). Berdasarkan empat dimensi kesehatan yakni fisik, mental, sosial, dan bahkan ekonomi, maka pelayanan kesehatan tersebut harus juga melakukan pelayanan kesehatan fisik mental, sosial, dan bahkan ekonomi. Dalam realisasi sosial memang keempat aspek tersebut sulit dipisahkan, oleh karena itu pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat holistik, artinya mencakup keempat jenis pelayanan tersebut (Notoadmojo, 2007).